Kamis, 06 Mei 2010

NASKAH DRAMA

TEATER ANTIKORUPSI
MA MATHALIBUL HUDA MLONGGO
Thn. 2009

Kesenangan adalah segalanya, itulah yang selalu di ingat oleh kedua kakak beradik ini. Kedua saudara ini kompak sekali dalam hal yang mereka anggap menyenangkan, mereka mempunyai kebiasaan yang sangat buruk yakni sering menipu kedua orang tuanya. Sang kakak bernama Marti, sifatnya yang pendiam membuat orang tuanya mudah percaya padanya. Namun dibalik sifatnya yang pendiam ia sering menggunakannya untuk menipu orang tuanya. Dan sang adik bernama Santika, ia pintar sekali bicara, seringkali santika dengan sifatnya yang pandai bicara membuat ia dapat mengelak atas kebiasaan buruknya.

Kedua saudara ini duduk dibangku sekolah menengah atas sekolah Mawar Kencana. Walau Marta dan Santika berselisih 1 tahun, mereka sekarang menjadi satu kelas, karena Marta saat bangku Sekolah Dasar pernah tidak naik kelas. Mereka seringkali menipu kedua orang tuanya dalam hal membayar biaya sekolah. Mereka menggunakan uang yang digunakan untuk bersenang senang.

Pagi itu saat Marta dan Santika mengikuti pelajaran Matematika, seperti biasanya mereka berdua sangat kompak dalam hal apapun. Pagi itu saat Pak. Hardjo yang merupakan guru mata pelajaran Matematika menyuruh Santika untuk menjawab soal yang di berikan Pak. Hardjo.
Pak. Hardjo   : (Menunjuk Santika), "Santika coba kamu jawab soal yang ada di papan tulis, apa kamu benar-benar memerhatikan pelajaran bapak ?"
Santika          : (Dengan santai maju ke depan kelas) Pak! Ini sih soal yang sangat mudah."
Pak. Hardjo   :"Sudah jangan banyak omong cepat kamu kerjakan soal yang bapak berikan."
Santika          :(Percaya diri) "Pak sudah, jawaban saya benar kan pak?"
Pak. Hardjo  :"Santika ! "Apa-apaan ini, jawabanmu salah semuanya Katanya soal yang mudah tapi kenyataanya kamu salah semua."
Santika          :"Pak , mana mungkin jawaban saya salah, mungkin bapak yang salah."
Pak. Hardjo  :"Santika, mana mungkin 5x2:5=5!"
Santika          :"Benarkan pak, memangnya kalau salah yang benar berapa pak?"
Pak. Hardjo  :"Seharusnya 5 dikali 2 dan dibagi 5, jadi jawaban yang benar bukan 5 tapi 2, mengerti kamu !"
Santika          :"Pak, kalau bapak sudah tahu mengapa menyuruh saya mengerjakannya ?"
Pak. Hardjo   :"Santika! Sudah salah mengelak lagi, cepat kedepan papan tulis berdiri dengan satu kaki."
Santika          :"(Dengan perasaan yang merasa tak bersalah ia mengikuti hukuman dari Pak. Hardjo)."
Pak. Hardjo  :"Sekarang yang bisa mengerjakan soal nomor 2, ya kamu  Marta jangan seperti adik kamu yang banyak bicara tapi tidak ada apa-apanya."
Marta            :"(Diam hanya menuruti kata Pak Hardjo)"
Pak. Hardjo  :"Coba kamu kerjakan berapa hasil dari soal nomor 2, apa kamu bisa ?"
Marta            :"Sudah pak"    
Pak. Hardjo  :"Marta , kamu juga tidak bisa cepat kamu berdiri disamping adik kamu."

Akhirnya dua saudara ini dihukum oleh Pak Hardjo dengan berdiri didepan kelas, namun mereka tetap tidak menyadari kalau mereka sudah melakukan kesalahan, Santika sangat beruntung karena hanya sebentar ia berdiri didepan bel tanda pelajaran berganti. Pak. Hardjo mengijinkan Marta dan Santika untuk kembali ke tempat duduknya.

Pak. Hardjo          :"Marta, Santika cepat kembali ketempat duduk kamu dan belajarlah yang rajin."
Marta dan santika            :(Berjalan ketempat duduk mereka tanpa membalas anjuran Pak. Hardjo) 
Pak. Hardjo          :"Sekarang silahkan kalian buka pelajaran Bahasa Indonesia, buka halaman 23, kita akan mempelajari tentang drama. Sebelumnya bapak ingin bertanya siapa yang tadi malam belajar bab tentang drama?"
Santika                 :"Maaf pak saya tidak belajar bab ini."
Pak. Hardjo          :"Siapa yang tanya kalau kamu tidak belajar bab drama, Memangnya kalau kamu sudah belajar bapak tidak akan percaya pada kamu."
Santika                 :"Memang penting apa belajar (gumam santika dalam hati)"
Pak. Hardjo          :"Sebelum bapak terangkan pada kalian tentang drama, bapak ingin bertanya siapa yang tahu apakah yang disebut dengan drama ? cepat tunjuk jari, siapa yang bisa menjawabnya ?"
Marta                   :"Tiruan gerak orang lain pak (jawab Marta dengan lantang)"
Pak. Hardjo          :"Kalau drama adalah tiruan gerak orang lain, coba kamu tirukan bagaimana bapak mengajar."
Marta                   :"Maaf pak, tidak bisa (senyum malu)"
Pak. Hardjo          :"Makanya kalau menjawab dipikir dahulu jangan asal bicara."

Pak. Hardjo menjelaskan pelajaran Bahasa Indonesia sampai akhirnya bel pulang berbunyi, Pak. Hardjo menyuruh agar semua siswa merapikan buku-buku mereka.

Pak. Hardjo          :"Sebelum kalian pulang ini ada titipan surat untuk orang tua kalian tentang biaya untuk Test Mid Semester yang rencananya akan dilaksanakan 2 minggu lagi.
                             Sheila, Jamal, Marta, Andi, Santika (sampai siswa terakhir)."
Marta                   :"Pak bagaimana kalau tidak bisa melunasi biaya Mid Semesternya pak ?"
Pak. Hardjo                    :"Orang tua kalian bisa datang ke sekolah untuk mendapatkan pemberitahuan yang selengkapnya dari kepala sekolah."
Marta                   :"Memangnya penting (seru Marta dalam hati)."
Pak. Hardjo                    :"Silahkan ketua kelas bisa menyiapkan temannya untiuk berdo’a."

Surat yang diberikan Pak. Hardjo kepada Marta dan Santika membuat mereka bahagia, pasalnya mereka sering memanfaatkannya untuk meminta uang tambahan. Mereka memanfaatkannya dengan memberitahukan biaya dengan jumlah lebih besar dari biaya sesungguhnya. Uang hasil mereka menipu orang tuanya akan mereka gunakan untuk bersenang-senang. Suatu kali mereka pernah ketahuan orang tua mereka, namun mereka tidak pernah kapok, mereka mengulanginya kembali.

Marta                   :"Pah, 2 minggu lagi Test Mid Semester."
Santika                 :"Iya pah, Pak Hardjo memberitahunya tadi siang. Dan Pak Hardjo memberitahu kami agar sesegeranya melengkapi biaya administrasinya paling lambat tanggal 20 Januari, sekarang sudah tanggal 16."
Ayah                    :"Memangnya berapa biayanya, besok bapak akan usahakan untuk melunasinya."
Marta                   :"Untuk biaya syahriyah sebesar 70.000, biaya gedung 80.000, biaya test Mid Semester 50.000, biaya komputer 40.000, dan biaya les 60.000. Jadi jumlah biaya keseluruhannya adalah 300.000"
Ayah                    :"Loh, bukannya biaya les dan biaya komputer sudah dibayar bulan lalu ?"
Santika                 :"Pah itukan untuk bulan lalu, jadi untuk bulan ini ada lagi, karena les dan komputer tiap bulan harus membayar."
Ayah                    :"Ya sudah besok ayah siapkan uangnya, tapi ingat jangan lupa rajin belajar, satu lagi jika kalian bohongi ayah lagi ayah akan menhukum kalian."
Marta                   :"Beres yah."

Marta dan Santika sangat bahagia karena telah berhasil mendapatkan uang dari biaya sekolah yang mereka lambungkan. Mereka berencana untuk membelikannya aksesoris yang sedang ramai dibicarakan teman-temannya. Mereka akan berbelanja setelah pulang sekolah. Mereka tidak ada henti-hentinya membicarakan tentang rencana mereka yang akan berbelanja sewaktu pulang sekolah. Bahkan saat pelajaran berlangsung mereka malah asyik ngobrol.

Marta                   :"San, rencananya kita beli aksesoris dimana?"
Santika                 :"Lebih baik kita membelinya di toko Harumsari, dekat rumahnya sheilla."
Marta                   :"Memangnya barang-barang disana bagus-bagus apa ?"
Santika                 :"Ya mungkin, menurut temen-temen barang-barang disana bagus, kita coba saja."
Pak Handoko       :"Marta !Santika! apa yang sedang kalian bahas, bukannya mendengarkan apa yang bapak terangkan malah ngobrol, cepat maju kedepan!"
Santika dan Marta         :(Maju kedepan)
Pak Handoko       :"Kalian lagi, sudah beberapa kali bapak ingatkan tapi kalian masih mengulanginya lagi! Apa yang tadi kalian bicarakan!"
Marta                   :"Tidak ada pak."
Pak Handoko       :"Jangan bohong! apa yang tadi kalian bicarakan?"
Santika                 :"Tidak ada pak,tadi Marta Cuma pinjam pensil saja pak".
Pak Handoko       :"Marta, apa benar yang dikatakan Santika."
Marta                   :"Benar pak."
Pak Handoko       :"Sudah, kali ini bapak ampuni tapi kalau kalian ulangi lagi bapak akan panggil orang tua kalian kesini."
Santika dan Marta         :"Terima kasih pak."

Santika dan Marta lega karena Pak Handoko tidak memanggil orang tua mereka kesekolah. Akhirnya setelah pulang sekolah Santika dan Marta langsung bergegas ke toko Harumsari. Disana mereka mencari-cari barang yang mereka inginkan. Sangking asyiknya belanja Santika dan Marta lupa waktu. Mereka berdua telah menghabiskan waktu sampai waktu maghrib. Dengan hati bahagia mereka pulang, karena barang yang mereka inginkan telah terpenuhi. Namun kebahagiaan mereka sejenak hilang, karena mereka baru sadar kalau hari telah malam. Sesampainya Santika dan Marta dirumah.

Santika dan Marta         :"Assalmu’alikum"
Ibu                        :"Wa’alaikumsalam, Santika, Marta kok baru pulang?"
Marta                   :"eemm...."
Ayah                    :"Siapa buk, Santika dan Marta ya?"
Ibu                        :"Iya pak"
Ayah                    :"Bagus ya, sekarang kalian baru pulang, dari mana saja  kalian!"
Santika                 :"emm.., tadi ada les yah, jadi kami pulang agak larut malam."
Ayah                    :"Les apa sampai jam segini baru pulang!"
Santika                 :"Tadi lesnya banyak sekali yah jadi kami baru pulang."
Ayah                    :"Sudah! Ayah tak percaya, pasti kalian dari hura-hura, itu apa! pasti kalian habis belanja."
Ibu                        :"Sudah pah, jangan marah-marah malu dengan tetangga."
Ayah                    :"Mulai sekarang ayah tidak akan memberikan uang saku pada kalian, biar kalian sadar."
Santika dan Marta         :"Yah, jangan dong yah, nanti disekolah Santika dan Marta makan apa".
Ayah                    :"Sudah, biar kalian kapok!sekarang kalian masuk kerumah".

              Akhirnya Ayah Santika dan Marta mulai memperhatikan Santika dan Marta dalam hal apapun. Sedangkan Santika dan Marta mulai sadar kalau kesenangan bukan segalanya, kesenangan tidak bisa di dibuat-buat, tetapi kesenangan akan datang dengan sendirinya. Santika dan Marta mulai saat itu sadar dan tidak mengulangi kebiasaan mereka untuk mendapatkan kesenangan dengan cara yang tidak baik.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com modif by : nuri