Kamis, 06 Mei 2010

NASKAH DRAMA

TEATER ANTIKORUPSI
MA MATHALIBUL HUDA MLONGGO
Thn. 2009

Kesenangan adalah segalanya, itulah yang selalu di ingat oleh kedua kakak beradik ini. Kedua saudara ini kompak sekali dalam hal yang mereka anggap menyenangkan, mereka mempunyai kebiasaan yang sangat buruk yakni sering menipu kedua orang tuanya. Sang kakak bernama Marti, sifatnya yang pendiam membuat orang tuanya mudah percaya padanya. Namun dibalik sifatnya yang pendiam ia sering menggunakannya untuk menipu orang tuanya. Dan sang adik bernama Santika, ia pintar sekali bicara, seringkali santika dengan sifatnya yang pandai bicara membuat ia dapat mengelak atas kebiasaan buruknya.

Kedua saudara ini duduk dibangku sekolah menengah atas sekolah Mawar Kencana. Walau Marta dan Santika berselisih 1 tahun, mereka sekarang menjadi satu kelas, karena Marta saat bangku Sekolah Dasar pernah tidak naik kelas. Mereka seringkali menipu kedua orang tuanya dalam hal membayar biaya sekolah. Mereka menggunakan uang yang digunakan untuk bersenang senang.

Pagi itu saat Marta dan Santika mengikuti pelajaran Matematika, seperti biasanya mereka berdua sangat kompak dalam hal apapun. Pagi itu saat Pak. Hardjo yang merupakan guru mata pelajaran Matematika menyuruh Santika untuk menjawab soal yang di berikan Pak. Hardjo.
Pak. Hardjo   : (Menunjuk Santika), "Santika coba kamu jawab soal yang ada di papan tulis, apa kamu benar-benar memerhatikan pelajaran bapak ?"
Santika          : (Dengan santai maju ke depan kelas) Pak! Ini sih soal yang sangat mudah."
Pak. Hardjo   :"Sudah jangan banyak omong cepat kamu kerjakan soal yang bapak berikan."
Santika          :(Percaya diri) "Pak sudah, jawaban saya benar kan pak?"
Pak. Hardjo  :"Santika ! "Apa-apaan ini, jawabanmu salah semuanya Katanya soal yang mudah tapi kenyataanya kamu salah semua."
Santika          :"Pak , mana mungkin jawaban saya salah, mungkin bapak yang salah."
Pak. Hardjo  :"Santika, mana mungkin 5x2:5=5!"
Santika          :"Benarkan pak, memangnya kalau salah yang benar berapa pak?"
Pak. Hardjo  :"Seharusnya 5 dikali 2 dan dibagi 5, jadi jawaban yang benar bukan 5 tapi 2, mengerti kamu !"
Santika          :"Pak, kalau bapak sudah tahu mengapa menyuruh saya mengerjakannya ?"
Pak. Hardjo   :"Santika! Sudah salah mengelak lagi, cepat kedepan papan tulis berdiri dengan satu kaki."
Santika          :"(Dengan perasaan yang merasa tak bersalah ia mengikuti hukuman dari Pak. Hardjo)."
Pak. Hardjo  :"Sekarang yang bisa mengerjakan soal nomor 2, ya kamu  Marta jangan seperti adik kamu yang banyak bicara tapi tidak ada apa-apanya."
Marta            :"(Diam hanya menuruti kata Pak Hardjo)"
Pak. Hardjo  :"Coba kamu kerjakan berapa hasil dari soal nomor 2, apa kamu bisa ?"
Marta            :"Sudah pak"    
Pak. Hardjo  :"Marta , kamu juga tidak bisa cepat kamu berdiri disamping adik kamu."

Akhirnya dua saudara ini dihukum oleh Pak Hardjo dengan berdiri didepan kelas, namun mereka tetap tidak menyadari kalau mereka sudah melakukan kesalahan, Santika sangat beruntung karena hanya sebentar ia berdiri didepan bel tanda pelajaran berganti. Pak. Hardjo mengijinkan Marta dan Santika untuk kembali ke tempat duduknya.

Pak. Hardjo          :"Marta, Santika cepat kembali ketempat duduk kamu dan belajarlah yang rajin."
Marta dan santika            :(Berjalan ketempat duduk mereka tanpa membalas anjuran Pak. Hardjo) 
Pak. Hardjo          :"Sekarang silahkan kalian buka pelajaran Bahasa Indonesia, buka halaman 23, kita akan mempelajari tentang drama. Sebelumnya bapak ingin bertanya siapa yang tadi malam belajar bab tentang drama?"
Santika                 :"Maaf pak saya tidak belajar bab ini."
Pak. Hardjo          :"Siapa yang tanya kalau kamu tidak belajar bab drama, Memangnya kalau kamu sudah belajar bapak tidak akan percaya pada kamu."
Santika                 :"Memang penting apa belajar (gumam santika dalam hati)"
Pak. Hardjo          :"Sebelum bapak terangkan pada kalian tentang drama, bapak ingin bertanya siapa yang tahu apakah yang disebut dengan drama ? cepat tunjuk jari, siapa yang bisa menjawabnya ?"
Marta                   :"Tiruan gerak orang lain pak (jawab Marta dengan lantang)"
Pak. Hardjo          :"Kalau drama adalah tiruan gerak orang lain, coba kamu tirukan bagaimana bapak mengajar."
Marta                   :"Maaf pak, tidak bisa (senyum malu)"
Pak. Hardjo          :"Makanya kalau menjawab dipikir dahulu jangan asal bicara."

Pak. Hardjo menjelaskan pelajaran Bahasa Indonesia sampai akhirnya bel pulang berbunyi, Pak. Hardjo menyuruh agar semua siswa merapikan buku-buku mereka.

Pak. Hardjo          :"Sebelum kalian pulang ini ada titipan surat untuk orang tua kalian tentang biaya untuk Test Mid Semester yang rencananya akan dilaksanakan 2 minggu lagi.
                             Sheila, Jamal, Marta, Andi, Santika (sampai siswa terakhir)."
Marta                   :"Pak bagaimana kalau tidak bisa melunasi biaya Mid Semesternya pak ?"
Pak. Hardjo                    :"Orang tua kalian bisa datang ke sekolah untuk mendapatkan pemberitahuan yang selengkapnya dari kepala sekolah."
Marta                   :"Memangnya penting (seru Marta dalam hati)."
Pak. Hardjo                    :"Silahkan ketua kelas bisa menyiapkan temannya untiuk berdo’a."

Surat yang diberikan Pak. Hardjo kepada Marta dan Santika membuat mereka bahagia, pasalnya mereka sering memanfaatkannya untuk meminta uang tambahan. Mereka memanfaatkannya dengan memberitahukan biaya dengan jumlah lebih besar dari biaya sesungguhnya. Uang hasil mereka menipu orang tuanya akan mereka gunakan untuk bersenang-senang. Suatu kali mereka pernah ketahuan orang tua mereka, namun mereka tidak pernah kapok, mereka mengulanginya kembali.

Marta                   :"Pah, 2 minggu lagi Test Mid Semester."
Santika                 :"Iya pah, Pak Hardjo memberitahunya tadi siang. Dan Pak Hardjo memberitahu kami agar sesegeranya melengkapi biaya administrasinya paling lambat tanggal 20 Januari, sekarang sudah tanggal 16."
Ayah                    :"Memangnya berapa biayanya, besok bapak akan usahakan untuk melunasinya."
Marta                   :"Untuk biaya syahriyah sebesar 70.000, biaya gedung 80.000, biaya test Mid Semester 50.000, biaya komputer 40.000, dan biaya les 60.000. Jadi jumlah biaya keseluruhannya adalah 300.000"
Ayah                    :"Loh, bukannya biaya les dan biaya komputer sudah dibayar bulan lalu ?"
Santika                 :"Pah itukan untuk bulan lalu, jadi untuk bulan ini ada lagi, karena les dan komputer tiap bulan harus membayar."
Ayah                    :"Ya sudah besok ayah siapkan uangnya, tapi ingat jangan lupa rajin belajar, satu lagi jika kalian bohongi ayah lagi ayah akan menhukum kalian."
Marta                   :"Beres yah."

Marta dan Santika sangat bahagia karena telah berhasil mendapatkan uang dari biaya sekolah yang mereka lambungkan. Mereka berencana untuk membelikannya aksesoris yang sedang ramai dibicarakan teman-temannya. Mereka akan berbelanja setelah pulang sekolah. Mereka tidak ada henti-hentinya membicarakan tentang rencana mereka yang akan berbelanja sewaktu pulang sekolah. Bahkan saat pelajaran berlangsung mereka malah asyik ngobrol.

Marta                   :"San, rencananya kita beli aksesoris dimana?"
Santika                 :"Lebih baik kita membelinya di toko Harumsari, dekat rumahnya sheilla."
Marta                   :"Memangnya barang-barang disana bagus-bagus apa ?"
Santika                 :"Ya mungkin, menurut temen-temen barang-barang disana bagus, kita coba saja."
Pak Handoko       :"Marta !Santika! apa yang sedang kalian bahas, bukannya mendengarkan apa yang bapak terangkan malah ngobrol, cepat maju kedepan!"
Santika dan Marta         :(Maju kedepan)
Pak Handoko       :"Kalian lagi, sudah beberapa kali bapak ingatkan tapi kalian masih mengulanginya lagi! Apa yang tadi kalian bicarakan!"
Marta                   :"Tidak ada pak."
Pak Handoko       :"Jangan bohong! apa yang tadi kalian bicarakan?"
Santika                 :"Tidak ada pak,tadi Marta Cuma pinjam pensil saja pak".
Pak Handoko       :"Marta, apa benar yang dikatakan Santika."
Marta                   :"Benar pak."
Pak Handoko       :"Sudah, kali ini bapak ampuni tapi kalau kalian ulangi lagi bapak akan panggil orang tua kalian kesini."
Santika dan Marta         :"Terima kasih pak."

Santika dan Marta lega karena Pak Handoko tidak memanggil orang tua mereka kesekolah. Akhirnya setelah pulang sekolah Santika dan Marta langsung bergegas ke toko Harumsari. Disana mereka mencari-cari barang yang mereka inginkan. Sangking asyiknya belanja Santika dan Marta lupa waktu. Mereka berdua telah menghabiskan waktu sampai waktu maghrib. Dengan hati bahagia mereka pulang, karena barang yang mereka inginkan telah terpenuhi. Namun kebahagiaan mereka sejenak hilang, karena mereka baru sadar kalau hari telah malam. Sesampainya Santika dan Marta dirumah.

Santika dan Marta         :"Assalmu’alikum"
Ibu                        :"Wa’alaikumsalam, Santika, Marta kok baru pulang?"
Marta                   :"eemm...."
Ayah                    :"Siapa buk, Santika dan Marta ya?"
Ibu                        :"Iya pak"
Ayah                    :"Bagus ya, sekarang kalian baru pulang, dari mana saja  kalian!"
Santika                 :"emm.., tadi ada les yah, jadi kami pulang agak larut malam."
Ayah                    :"Les apa sampai jam segini baru pulang!"
Santika                 :"Tadi lesnya banyak sekali yah jadi kami baru pulang."
Ayah                    :"Sudah! Ayah tak percaya, pasti kalian dari hura-hura, itu apa! pasti kalian habis belanja."
Ibu                        :"Sudah pah, jangan marah-marah malu dengan tetangga."
Ayah                    :"Mulai sekarang ayah tidak akan memberikan uang saku pada kalian, biar kalian sadar."
Santika dan Marta         :"Yah, jangan dong yah, nanti disekolah Santika dan Marta makan apa".
Ayah                    :"Sudah, biar kalian kapok!sekarang kalian masuk kerumah".

              Akhirnya Ayah Santika dan Marta mulai memperhatikan Santika dan Marta dalam hal apapun. Sedangkan Santika dan Marta mulai sadar kalau kesenangan bukan segalanya, kesenangan tidak bisa di dibuat-buat, tetapi kesenangan akan datang dengan sendirinya. Santika dan Marta mulai saat itu sadar dan tidak mengulangi kebiasaan mereka untuk mendapatkan kesenangan dengan cara yang tidak baik.

Selasa, 04 Mei 2010

KARYA ILMIAH REMAJA


 KAMPANYE ANTIKORUPSI
DENGAN BERMAIN TEATER PADA REMAJA
MA MATHALIBUL HUDA MLONGGO
TAHUN 2008/ 2009



ABSTRAK

M.Ahiq Taufiqurrahman, Irakhatul Munafisah, Zeni Wilda Ilkham, TEATER ANTIKORUPSI: Kampanye Anti korupsi dengan bermain Teater pada Remaja.
Salah satu masalah besar yang dihadapi berbagai negara saat ini adalah maraknya korupsi diberbagai sektor. Perkembangannya sangat sulit dicegah karena penyakit ini dianggap berkaitan dengan moral. Remaja merupakan salah satu kategori sosial yang rentan terhadap perkembangan zaman, karena masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang ditandai dengan berbagai perubahan pada dirinya, baik perubahan biologis maupun psikologis. Penanganan korupsi sekarang ini dirasa kurang efektif, hal ini dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah kasus korupsi yang mulai terungkap. Dari berbagai fenomena di atas maka perlu adanya solusi baru pencegahan terjadinya korupsi lebih dini. Megurangi risiko kerugian karena korupsi, dengan melakukan peran dalam teater. Dengan bermain teater seseorang mempraktikkan teori self efficacy yang dikenalkan oleh Albert Bandura. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan: Apa yang dimaksud dengan TEATER ANTIKORUPSI, bagaimana konsep pelaksanaan TEATER ANTIKORUPSI, dan Mengapa TEATER ANTIKORUPSI dapat mengurangi korupsi pada remaja.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk: mengetahui deskripsi pelaksanaan TEATER ANTIKORUPSI, mengetahui alasan TEATER ANTIKORUPSI dapat mengurangi tindakan korupsi. Manfaat yang diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini bagi remaja dan masyarakat. Bagi remaja adalah sebagai wacana untuk mengkampanyekan anti korupsi melalui teater dan menumbuhkan kesadaran remaja mengenai dampak korupsi. Bagi masyarakat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan korupsi.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan kajian kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini diasumsikan dapat memberikan gambaran mengenai bermain teater bertujuan dapat mengurangi tindakan korupsi pada remaja dan masyarakat. Kampanye antikorupsi adalah gerakan atau tindakan untuk melawan korupsi. Dari pembahasan diperoleh bahwa TEATER ANTIKORUPSI merupakan upaya yang tepat untuk meningkatkan self efficacy pada remaja dan masyarakat dimana sekarang ini penaggulangan korupsi sangat minim dilakukan di bidang seni. Peningkatan self efficacy dibentuk melalui tahap-tahap pengenalan unsur-unsur teater seperti penokohan, alur, setting tempat dan lain-lain. Kemudian proses latihan juga mempengaruhi self efficacy. Penonton teater dapat melakukan modelling dari apa yang disajikan dalam pementasan.
TEATER ANTIKORUPSI yang dimaksud oleh penulis merupakan rancangan kegiatan yang memberikan solusi bagi remaja dan masyarakat untuk meningkatkan efikasi diri (self effication) dengan bermain teater. Saran yng direkomendasikan yaitu bagi remaja peserta TEATER ANTIKORUPSI dan masyarakat dapat digunakan sebagai sarana meningkatkan self efficacy untuk penaggulangan tersebarnya korupsi. Bagi penonton teater agar lebih mamperhatikan pentingnya pencegahan korupsi. Bagi pemerintah hendaknya lebih bersungguh-sungguh mencegah korupsi sejak dini agar tidak merusak masa depan bangsa. Kata kunci : teater, korupsi, remaja, self efficacy, modelling.

download disini

Pangeran Jepara


TELADAN PANGERAN JAWA
(Raden Mas Panji Sosrokartono)
Oleh : M. Ahiq Taufiqurrahman
  
"Murid, gurune pribadi. Guru, muride pribadi. Pamulangane, sengsarane sesami. Ganjarane, ayu lan arume sesami."Ungkapan tersebut mungkin terasa asing bagi kebanyakan dari kita. Ungkapan tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak ungkapan dari Pangeran Jawa asal Jepara yaitu Raden Mas Panji Sosrokartono. Ungkapan tersebut berarti bahwa"Murid gurunya diri pribadi. Guru, muridnya diri pribadi. Tempat belajarnya/pelajarannya, penderitaan sesama. Balasannya, kebaikan dan keharuman sesama."Maksudnya adalah dalam tiap diri seseorang terdapat Guru dan diri kita sendiri adalah murid, yang berarti bahwa segala ilmu berasal dari Tuhan dan Guru hanya sebagai perantara.
Sebelum kita meneladani untaian-untaian kata dari Raden Mas Panji Sosrokartono, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu “Siapakah Raden Mas Panji Sosrokartono?” Raden Mas Panji Sosrokartono merupakan kakak merupakan kakak dari R.A. Kartini yaitu anak dari bupati Jepara pada saat itu Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dengan Mas Ajeng Ngasirah. R.M.P. Sosrokartono lahir pada 10 april 1877 di Palengkerep, mayong dan selisih hanya 2 tahun dengan adiknya R.A. Kartini. Beliau sejak kecil sudah mempunyai keistimewaan, cerdas dan mempunyai keistimewaan membaca masa depan.
Latar belakang pendidikannya adalah dari Eropesche Lagere School di Jepara, kemudian melanjutkan pendidikannya ke H.B.S. di Semarang. Pada tahun 1898 meneruskan sekolahnya ke negeri Belanda. Mula-mula masuk di sekolah Teknik Tinggi di Leiden, tetapi merasa tidak cocok, sehingga pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Beliau merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda, yang pada urutannya disusul oleh putera-putera Indonesia lainnya. Dengan menggenggam gelar Docterandus in de Oostersche Talen dari Perguruan Tinggi Leiden, beliau mengembara ke seluruh Eropa, menjelajahi berbagai pekerjaan.
Dalam berbagai mutiara-mutiara kata beliau dapat kita terapkan dalam kehidupan kita walau beliau hidup jauh dari masa kita. Diantaranya Trimah Mawi Pasrah, Digdaya Tanpa Aji, Kanthong Bolong dan masih banyak lagi. Diantara mutiara-mutiara beliau yang pertama adalah “Trimah mawi pasrah. Suwung pamrih, tebih ajrih.Langgeng tan ana susah, tan ana seneng. Antheng mantheng sugeng jeneng.” Yaitu “Menerima dengan pasrah. Tiada pamrih, jauh dari takut. Abadi tiada duka, tiada suka. Tenang memusat, bahagia bertakhta.” Konsep "trimah mawi Pasrah", juga diperjelas Raden Mas Panji Sosrokartono dengan apa yang pernah beliau katakan yaitu:
"Ikhlas marang apa sing wes kelakon.Trimah apa kang dilakoni.Pasrah marang apa bakal ana."Artinya, "Ikhlas terhadap apa yang telah terjadi. Menerima apa yang dijalani. Pasrah terhadap apa yang akan ada." Apa yang telah terjadi, biarlah terjadi, karena kepasrahan akan membawa keridhaan, dan keridhaan akan membawa keikhlasan, dan itulah sabar, sebuah sifat yang sangat disukai oleh Tuhan. Bahwa sesungguhnya  manusia hanya dapat berusaha, sedangkan Tuhanlah yang menentukan segalanya. Oleh karena itu, janganlah terlalu menyesali nasib, karena dibalik derita ada bahagia, dibalik kesusahan ada kemudahan. Yang pasrah akan mendapat kemudahan, yang ridha akan mendapatkan ganti, yang sabar akan mendapatkan kemuliaan dan yang ikhlas akan mendapat ketenangan dan kebahagiaan hati.
Dalam sebuah pekerjaan atau berbuatan hendaknya ada perenungan seperti mutiara R.M.P. Sosrokartono “Catur Murti “. Catur murti merupakan gabungan dari dua kata yakni catur yang berarti empat dan murti yang berarti penjelmaan atau pewujudan. Jadi Catur murti merupakan empat yang menjelma jadi satu, yaitu bersatunya empat hal yakni yaitu pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Berawal dari sebuah keinginan atau dorongan yang memunculkan sebuah pemikiran, perkataan dan yang terakhir yakni perbuatan. Semua tergantung pikiran kita, semisal kita memikirkan sebuah hal yang baik, maka perkataan kita akan menuju pada hal baik dan perbuatan kita juga akan mengarah pada hal yang baik. Demikian juga jika pikiran kita mengarah pada hal yang buruk maka perkataan dan perbuatan kita akan megarah pada hal yang buruk.
Dengan demikian, Catur Murti itu merupakan kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Selain itu, Catur Murti bukan hanya sekedar dihafalkan, tapi harus dihayati dan diamalkan. Berlatih Catur murti tanpa berhenti, baru ada manfaatnya. Sehingga menyatu dengan jiwa kita, sehingga kita terbiasakan untuk berpikir benar, berperasaan benar, berkata benar dan berbuat benar.

Padhang Ing Petheng
" ... Wosipun inggih punika ngupadosi padhang ing peteng; seneng ing sengsara, tunggaling sewu yuta ... ."Artinya "Yang jelas adalah mencari terang di dalam gelap; senang dalam kesengsaraan, ribuan juta contohnya."
Apa saja yang ada di dunia ini selalu ada dualisme atau berpasangan, seperti padhang-peteng; seneng-sengsara; sehat-sakit; hujan-panas dan lain sebagainya Demikianlah yang namanya kehidupan. Gelap selamanya itu tidak ada. Siang  terus juga tidak ada. Senang terus itu juga tidak ada. Sengsara terus itupun tidak ada. Oleh karena itu, yang bertentangan itu dibutuhkan dalam kehidupan ini. Dengan adanya panjang, kita tahu pendek; dengan adanya sakit, kita bisa merasakan sehat. Dengan mengetahui baik, maka kita tahu apa itu buruk.
Senang dan sengsara harus diterima seperti apa adanya, karena kedua-duanya membawa manfaat dan didalamnya ada hikmah yang tersembunyi. Janganlah kita terikat atau terbelenggu oleh senang dan susah. Jika kesengsaraan datang, terimalah. Jika kesenangan datang, sambutlah supaya hidup ini dapat dijalani dengan tenang. Di manapun anda temukan kegelapan, maka terangilah. Di manapun anda temukan kesengsaraan, maka berilah kesenangan. Janganlah berhenti melakukan tugas itu, karena berjuta-juta yang membutuhkan cahaya terang dan sinar kebahagiaan.
Digdaya Tanpa Aji
“Ajinipun inggih boten sanes namung aji tekad; ilmunipun ilmu pasrah; rapalipun adilipun Gusti.”Artinya yaitu “Ajiannya tidak lain hanyalah ajian tekad, ilmunya ilmu pasrah, manteranya keadlan Tuhan.”
Perbuatan taat dan meninggalkan maksiat itulah sumber energi yang dapat membuat seseorang sakti mandraguna, disamping kemampuan diri mengekang gejolak syahwat dan dari perintah nafsu yang buruk.
Rumusan beliau “Digdaya tanpa Aji” ada pada tiga tahapan, yaitu :
Tekad : sifat yang merujuk pada semangat dan keberanian diri dalam menghadapi segala masalah, seperti rekayasa hidup, fitnah dan bujukan dunia. Tekad ada karena ada niat, sementara segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Jika niatnya itu baik, maka baiklah jadinya. Selain itu, dengan tekad manusia dapat menyelesaikan tugas-tugasnya.
Pasrah : Ilmu pasrah dapat juga disebut ilmu tawakal. Memasrahkan diri sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Ilmu tawakal ini bisa diperoleh dengan menanamkan pemahaman dalam diri bahwa tak ada kuasa dan daya selain kuasa dan daya Tuhan Yang Maha Agung. Hidup dan mati itu urusan Tuhan, sukses dan gagal atas kehendak Tuhan. Intinya, menyerahkan permasalahan hidup ini kepada Tuhan, karena Dialah sebaik-baiknya Wakil. Pasrahkan jiwa dan raga kepada-Nya; Dibalik tawakkal ada keselamatan, karena ketika manusia telah menyerahkan hidup-matinya, segala urusannya kepada Yang Maha Esa, maka Dialah yang akan melindungi dan menyelamatkannya dari bahaya dan bencana.
Keadilan :Keadilan disini adalah lafal, kata/tanda yang disandarkan kepada Tuhan. Keadilan ini sulit didapat dan sulit dipraktekkan, kaena keadilan adalah puncak dari kebaikan. Ketika manusia tak dapat berbuat adil, maka Tuhanlah yang akan memberikan keadilan. Keadilan Tuhan ini sangat menakutkan, karena Yang Maha Adil itu takkan memandang siapa yang akan diadili, sehingga keadilan benar-benar ditegakkan.Ketika keadilan-Nya telah berbicara, maka kebenaranlah yang ada. Ketika keadilan Tuhan telah menjadi ucapan seseorang dalam denyut kehidupannya, maka kebenaran dan kebaikanlah yang diperolehnya.

   Banyak sekali yang dapat kita teladani dari R.M.P Sosrokartono, bagaimana seorang anak jawa mampu mengimbangi keahlian intelektual bangsa eropa. Diantara Filsafatnya Sinau maca, sinau maos mawi raos ( belajar membaca dengan cermin, belajar membaca dengan rasa). Arti dari filsafat tersebut adalah bahwa hati kita juga berfungsi sebagai cermin untuk memantulkan perasaan orang lain, sedangkan belajar membaca menggunakan rasa adalah belajar untuk menemukan makna kehidupan yang lebih luas.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com modif by : nuri